Subulussalam – mitrapolda.com
Di jantung Kota Subulussalam, Kecamatan Simpang Kiri bukan sekadar wilayah administratif biasa, melainkan titik awal perjalanan sejarah kota ini yang kini sudah memasuki usia hampir dua dekade.( 03/10/25).
Ketika Subulussalam masih berada di bawah Kabupaten Aceh Singkil, Simpang Kiri menjadi pangkalan roda pemerintahan kecil.Kantor Camat Simpang Kiri berdiri sebagai saksi bisu perjalanan waktu. Meskipun bangunannya telah lapuk—dimakan rayap, atap berlumut, dan kusen pintu-jendela yang usang—dari sinilah pelayanan publik pernah berakar kuat dan berlangsung bermacam musyawarah desa serta rapat pembangunan dengan penuh dedikasi para aparatur pemerintah.Di balik bangunan tua itu tersimpan potret masa lalu Subulussalam, yang selama ini sering luput dari perhatian. Infrastruktur yang memprihatinkan, ruang publik seadanya, dan fasilitas pemerintahan yang jauh dari kata layak, menjadi tantangan nyata bagi kecamatan tertua ini. Namun, dari Simpang Kiri juga lahir banyak generasi emas—pejabat birokrasi, pemimpin daerah, dan cendekiawan yang pernah membawa nama harum kota ini. Simpang Kiri berhasil mengutus lima kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Kota dari total pemilih lebih dari 26 ribu jiwa.Kini, seiring perubahan zaman, wajah lama Simpang Kiri mulai bergerak menuju harapan baru.
Para PPPK yang baru dilantik menunjukkan semangat membara untuk menghidupkan kembali pelayanan publik. Pada hari Jumat berkah yang penuh makna, mereka melakukan aksi gotong royong membersihkan kantor camat, merapikan halaman, dan menggusur sisa rayap yang menggerogoti bangunan sejarah tersebut.Dipimpin Sekretaris Camat Mustakin, S.Pd, kegiatan ini bukan sekadar aktivitas bersih-bersih, melainkan simbol semangat baru yang ingin digaungkan: Simpang Kiri tak boleh hanya menjadi kenangan masa lalu, tetapi harus bertransformasi menjadi wajah pelayanan publik modern yang membanggakan.Kegiatan ini mendapat respon positif dari berbagai kalangan.
Anton, pimpinan LSM Suara Putra Aceh Kota, memberikan apresiasi tinggi kepada PPPK dan pimpinan kecamatan yang terus memotivasi para abdi negara muda untuk mencintai lingkungan kerja dan menunjukkan dedikasi terbaik.“Alhamdulillah, semangat PPPK ini luar biasa. Ini langkah awal yang sangat baik untuk membangkitkan kembali kecamatan tertua di Subulussalam. Dengan pimpinan yang terus memotivasi dan membina, saya yakin Simpang Kiri bisa menjadi simbol pelayanan publik yang membanggakan,” ujar Anton.
Semangat gotong royong ini juga menjadi pesan moral bagi masyarakat, tokoh adat, pemuda, dan legislator untuk bersama-sama membangun Simpang Kiri. Harapan besar kini tertumpu pada pemimpin masa depan yang mampu mewujudkan kantor camat bukan sebagai bangunan rapuh yang menunggu runtuh, tetapi sebagai ikon pelayanan publik modern dan berkualitas.Di bawah kepemimpinan Walikota HRB, para ASN dan PPPK di bawahnya terus didorong untuk berinovasi, meningkatkan kinerja, serta membangun budaya kerja yang harmonis dan melayani masyarakat dengan sepenuh hati. Pemerintah daerah percaya bahwa generasi emas aparatur pemerintah adalah ujung tombak kebangkitan pelayanan publik berkualitas di daerah ini.”Bangkitlah Kecamatan Simpang Kiri ke arah yang lebih baik. Generasi ini adalah harapan baru yang mampu melayani kebutuhan publik dengan hati dan profesionalisme,” tutup Anton menguatkan harapan seluruh warga Subulussalam.Kisah semangat PPPK di Simpang Kiri ini bukan hanya perubahan di sebuah kantor camat tua, melainkan simbol transformasi budaya birokrasi yang mengedepankan dedikasi, kolaborasi, dan cinta lingkungan kerja demi masa depan yang lebih cerah.//@.tin.Benni brutu. **