Belawan – MitraPolda.com |
Setelah beberapa waktu lalu ada beberapa alat penunjang operasional diantaranya berupa RTG di Pelabuhan Belawan New Container Terminal (BNCT) mengalami rusak, kini diduga kembali lagi ada alat yang rusak.
Kerusakan kali ini terjadi pada alat pengait/sprider cren CC (Container Cren) di Dermaga Terminal B. Akibatnya, container yang sedang diangkat untuk dimuat ke kapal Meratus Medan 5 pada sekitar pukul 4 pagi, terlepas jatuh menimpa container lainnya yang ada di dalam Palka Kapal, Minggu 27 Juli 2025. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam insiden itu, namun container mengalami penyok parah. Sementara pakan ternak import yang ada di dalam container rusak.
Lalu seminggu setelah insiden jatuhnya container dari CC Nomor 11 Pelayaran MAERSK Line tersebut, pada Sabtu 2 Agustus 2025 sekitar pukul 10.00 Wib, kembali lagi terjadi insiden di Pelabuhan BNCT. Dimana satu unit RTG nomor 29
yang berada di Terminal B terbakar. Sehingga aktifitas cren RTG yang sedang melayani muatan kapal terhenti seketika dengan posisi Cabin Operator masih berada di tengah cren, sehingga operator harus di evakuasi melalui tangga darurat.
Hingga berita ini dilansir ke publik, kedua alat vital penunjang operasioal itu, yakni CC dan RTG yang ada di Terminal BNCT sering secara berulang terjadi kerusakan. Dan RTG yang terbakar tersebut beserta yang lain nya masih banyak yang belum dapat dioperasikan. Sungguh miris jika dipandang dari sudut dermaga yang notabene sekelas Pelabuhan Internasional Besar di Indonesia.
Alat-alat penunjang operasional di Pelabuhan BNCT Belawan diantaranya terdiri dari *Container Crane (CC)* berfungsi sebagai alat pengangkut container dari kapal ke darat atau sebaliknya, berjumlah 4 unit di Terminal A(beli baru) dan 4 unit di Terminal B (lama). Dan *RTG (Rubber-Tired Gantry Crane)* berupa alat pengangkut container untuk bongkar muat di lapangan penumpukan *(Container Yard)* dan jumlahnya di Terminal B ada 10 unit. Selanjutnya ada Truk Internal yang berfungsi sebagai pengangkut container dari dermaga ke lapangan penumpukan *(sea way)*.
Selanjutnya lagi-lagi kembali terjadi kerusakan pada alat operasional BNCT. Dimana berakibat, selama dua hari belakangan ini, mulai Selasa hingga Rabu (5-6 Agustus 2025) bahkan sering terjadi sebelum nya Pelayanan Bongkar Muat Container terkendala serius.
Hal itu terjadi dikarenakan kembali rusaknya 5 unit alat Cren RTG dari jumlah total 10 unit RTG yang ada di dermaga Terminal B.
Kerusakan 5 unit RTG ini diduga akibat abainya pihak BNCT terhadap pemeliharaan dan perbaikan pergantian sparepart. Dimana untuk monitoring alat-alat tersebut pihak BNCT mempercayakan kepada PT. BIMA (Berkah Industri Mesin Angkat), salah satu anak usaha PT. Pelindo yang khusus menangani perbaikan dan pemeliharaan alat-alat berat.
Seorang sumber mengatakan, “Jangankan alat segitu besarnya (Cren RTG-red), sedangkan Terminal Truck (Truck Internal) saja yang sparepartnya jauh lebih murah dibanding sparepart CC dan RTG, bertahun tahun dibiarkan tak ada penggantian. Padahal sparepart seperti ban roda bisa sangat berbahaya dan fatal bagi operator (pengemudi truck internal)”, ujarnya Rabu (6-8-2025).
Cren RTG yang sering rusak dan terkendala, ujar sumber lagi, dan selama dua hari ini tak bisa beroperasi melayani proses bongkar muat, adalah RTG nomor 31, 29, 27, 30 dan 21 yang sering kali tak bisa maksimal di pakai untuk operasional.
Sehingga pelayanan di Pelabuhan Internasional yang dikelola BNCT membuat antrian panjang truk internal maupun truk eksternal yang akan membongkar serta memuat container ke berbagai tujuan.
Sehubungan dengan banyaknya kondisi alat penunjang operasional pelabuhan BNCT yang memprihatinkan itu, Humas/Corporate Secretary BNCT, Rizki Affandi Nasution tidak mau dikonfirmasi pada Rabu sore. Chat konfirmasi yang diajukan awak media via ponselnya tidak dijawab, dan bahkan panggilan awak media pun ditolak.
Dimana keengganan Rizki ketika dikonfirmasi diduga terkait dengan kerapnya media mengangkat berita kritik terhadap “buruknya” sarana dan prasarana pelabuhan Internasional BNCT serta kurangnya perhatian terhadap para pekerja. (Rah/rd)